Friday, June 15, 2007

Ilam yang sok tau

I

Jangan baca buat yang ngga terlalu peduli lingkungan sosial.

Indonesia sudah merdeka, Jakarta jadi kota metropilitan. Gedung tinggi dan mewah, gaya hidup jet set, dan tempat2 belanja keren ada banyak disini.
Dari situ sekilas bisa kita ambil kesimpulan: makmur!
Tapi kalo udah diteliti: Lho?! ko banyak Gepeng(gelandangan&pengemis)nya ya?
Dan semakin hari semakin banyak anak2 kecil yang dieksploitasi untuk nyari duit.
Di usia mereka sekolah, belajar, dan bebas bermain, mereka udah nyari duit. Jurusnya apalagi kalo bukan manfaatin belas kasihan donaturnya, biarpun banyak yang berperan jadi pengamen dan bukan pengemis.
Di wajah mereka, kita masih ngeliat kesenangan. Mereka senang karena bisa terus bermain, meskipun sebenarnya sedang dirampas haknya. Ngga seperti anak2 dari keluarga cukup yang bermain dengan imajinasi, mereka bermain dengan realita. Maksudnya kalo anak2 dari keluarga cukup bayangin adegan kebut2an, berantem2an, kejar2an pake mainan dan video game; anak2 jalanan kebut2an beneran naik angkutan umum yang ditumpanginnya, brantem beneran rebutan areal usaha, dikejar beneran sama kamtib, bahkan mungkin banget terbunuh ketabrak atau disodomi (maaf kasar).
Ada berita dari beberapa tempat yang berbeda, anak2 jalanan mati karena dehidrasi. Hey! Kemana uang hasil ngamen atau minta2? Dan masa dijalanan ga ada tukang jualan minum yang mau ngasi minum? Itulah kenyataannya, begitu mereka turun ke jalan, mereka akan dianggap sama saja dengan orang dewasa. Kalo mau senang, usaha! Ga ada yang gratis! Hukum jalanan berlaku ga terkecuali. (Apakah hukum jalanan pada intinya merupakan hukum rimba?)
Kalo lagi di jalan, coba deh perhatiin di lampu merah tempat banyak anak jalanan ngumpul. Kalo lo jeli, lo bakal liat ada orang dewasa yang duduk2 entah dipinggir jalan, entah di deket lampu merah. Tau mereka siapa? Koordinator anak jalanan! Tugas mereka? Mengawasi anak2 jalanan bekerja sebagaimana mestinya. Ya, mereka cuma duduk aja, tapi hasil keringat anak2 dapat juga. Risikonya ga beda dengan anak jalanan lainnya. Diuber kamtib, panas2an, yang paling parah cuma harus siap berantem kalo anak asuhnya digangguin orang.
Gila kan? Orang dewasa malah nyantai?!
Dan tahunya banyak ibu2 yang sengaja melahirkan anaknya untuk dijual. Gunanya bisa jadi anak jalanan kayak tadi, kerja di tempat prostitusi, bisa juga jadi anak adopsi. Jadi kelihatan ya kenapa eksploitasi anak berjalan aja.
Kemiskinan emang jadi alasan utama. Kalau bisa memilihpun mereka tidak akan mau jadi orang susah. Dan mungkin kue kesalahan bisa dibagi empat. Satu untuk mereka, satu unuk pemerintah, satu untuk kita, satu lagi untuk pihak luar yang ingin menjatuhkan bangsa kita. Tugas pemerintah sudah jelas mengayomi rakyat yng sampai sekarang masih belum berhasil juga. Tugas kita? Bingung? Kita terlalu tidak peduli. Bingung lagi mau apa? Belajar, bekerja sebaik mungkin dan berusaha sekuat tenaga biar bisa ikut serta memajukan negeri ini dan menyejahterakan rakyat. Yang masih belajar ya bener2 belajar diprioritasin, bukan main2, lalu meningkatkan kepedulian sosial.
Heissyyy!! Kuenya dibagi empat aja, jangan lima. Karena kita harus yakin Tuhan selalu adil.


II

Aku bermain di perpustakaan, namun tak nafsu baca
Aku punya hak, namun tak ingin meminjam buku rasanya
Dirumah banyak buku yang menungu untuk dibaca,
namun aku terlalu malas
Aku bertanya-tanya, "Ada apa ini?"
Minatku baca yang menggebu kini susut dan lemas
Aku berpikir sekali-dua kali...
Kenapa, kenapa, kenapa...
Ah, ternyata terlalu lelah
Butuh istirahat

-Kamar, 10 Juni 07 pukul 10.36-

No comments: