Friday, July 11, 2008

Tanyai Diri Sendiri

Ada orang yang merasakan kebanggan kalo bisa ikut berdemonstrasi. Menentang pemerintah, minta keadilan, minta hukuman terberat buat pelaku korupsi, dan lain – lain. Tapi gimana kalo yang duduk dalam pemerintahan itu, yang berbuat salah itu, yang korupsi itu adalah ibu dan bapak mereka sendiri? Masihkah mereka berminat mendemo? HEBAT!!

Oh Lalu Lintas Kita, Lalu Lintas Jakarta

Sebagai seorang penglaju pengendara motor, gw sering mendapati berbagai hal yang sangat biasa terjadi, padahal sebenernya salah. Ni iseng2 bikin soal yang jawabanya didapet dari kata2 orang laen sama dari pengamatan gw...

Jawablah soal – soal berikut dengan tepat dan singkat! Segala ketidakjujuran dalam pengerjaan soal akan ditindak tegas dengan nilai E!

1. Apa fungsi memakai helm?

Biar gak ditilang

* biasanya dipake di jalan2 raya yang biasa polisi siaga. Padahal helm berguna banget buat meminimalisir cedera di kepala kalo kecelakaan, malah bisa nyelametin nyawa!

2. Apa arti lampu lalu lintas yang berwarna kuning?

Tancap gas sebelum merah

* ini nih kebiasaan tiap lampu merah! Terutama motor yang lebih gesit dari mobil. Selalu aja masih ada yang nyerobot biarpun udah merah lampunya.

3. Mengapa setiap pengendara kendaraan bermotor harus memiliki SIM?

Biar aman pas razia

* pantas enggaknya seseorang berkendara ngga bisa dilihat dari punya/nggaknya SIM. Karena bikin SIM udah jadi obyekan oknum2. Jadi, bagaimanapun kemampuan lo, kalo mau nyogok ato punya koneksi ya jadilah itu SIM.

4. Apa fungsi trotoar?

Jalan alternatif

* pengendara (lagi2 kebanyakan motor) yang ngga sabaran ato buru2’ demen bener nih ngubah fungsi trotoar yang harusnya buat pejalan kaki jadi pelebaran jalan kendaraan bermotor. Dan selalu yang jalan kaki yang ngalah. Malah ada gw pernah liat orang yang lebih suka lewat trotoar padahal jalan rayanya sepi. Weleh2...

Dari pengamatan gw berkendara juga sering ditemui kendaraan yang ngga nyalain lampu. Padahal selain buat nerangin jalan si pengendara, lampu juga biar orang lain tahu ada pengendara lain yang kelihatan dari lampunya. Tapi ada juga yang udah make lampu malah ngerepotin... yaitu pengendara yang make lampu halogen. Busyet! Itu bikin buta aja, ga bisa ngeliat apa2 selain lampunya. Terutama mobil ni yang kayak gini, apalagi mobil itu sorot lampunya tinggi, langsung ke mata dah!

Trus ada juga kendaraan yang suka ngelawan arus, angkot2 yang doyan ngetem ngalangin jalan, dua kendaraan yang berjejer ngalangin orang lewat cuman buat ngobrol, telepon dan smsan sambil berkendara (buat gw kalo begini sambil naek motor itu ekstrim banget), suara knalpot yang bikin sakit kuping, ugal-ugalan, dll.

Mungkin ngga sih karakter suatu bangsa dan kebijakan pemerintahnya bisa dilihat dari keadaan lalu lintasnya? Kalo gitu, rakyat kecil ngga cuma dirugikan oleh setiap salah kaprah kebijakan pemerintah dan golongan2 berkuasa lainnya (seperti diteriakkan dalam setiap demonstrasi), tapi juga menjadi tokoh yang merugikan dirinya sendiri dan bangsanya. Coba lihat di jalan, ngga yang kelas atas ataupun kelas bawah, semuanya sama : mau menang sendiri! Pada ga mau ikut aturan. YES!

Dari segala macam pelanggaran lalu lintas, pengendara motorlah yang juara. Kenapa? Karena mobilitasnya lebih tinggi, lebih ramping daripada mobil, dan lebih gesit. Jadi bukan cuma karena pengendaranya, soalnya siapa aja bisa tergoda ngelanggar kalo naek motor. Dan gw sendiripun masih menyentuh arus pelanggaran lalu lintas, xP!

Wednesday, July 9, 2008

Subtitusi Kemewahan

Ketika berjalan-jalan menikmati maupun mengamati kemewahan, gw membuat komitmen yang sebenernya gw sendiri ga yakin akankah bisa dijalankan. Gw kepikiran untuk melakukan subtitusi kemewahan dengan hal yang lebih sederhana dengan menyumbangkan selisih harganya untuk orang yang lebih membutuhkan untuk hidup.

Misalnya suatu saat ketika gw sudah berduit dan akan ngopi2 di coffee shop untuk kesenangan sendiri, gw bakal menggantinya dengan ngopi di warung terdekat atau malah bikin sendiri. Selisih dari uang yang akan dikeluarkan untuk ngopi mewah (keinginan) dengan ngopi sederhana (kenyataan) akan disumbangkan untuk orang yang membutuhkan.

Rumusnya: Harga Keinginan – Harga Kenyataan = Sumbangan

Dengan begitu, gw memang tidak jadi mendapat service yang lebih. Tapi yang pasti akan menajamkan kepekaan dan hidup sederhana. “mengeluarkan sejumlah uang mendapatkan keinginan untuk mengalami kenyataan dengan memberikan orang lain bantuan.”

Sampe sekarang gw masih membayangkan dan mengembangkan gagasan itu. Tapi, ga yakin deh akan terlaksana. Masalahnya baru beberapa tahun lagi gw mungkin punya uang berlebih untuk kemewahan, itu juga kalo kuliah berjalan lancar. Jadi, mungkin aja udah lupa beginian kan. Lalu keinginan gw seperti orang-orang umumnya: tidak pernah terpuaskan. Hhh,,, ada yang mau mencoba dan membuktikan duluan?

Jangan Baca Atau Menyesal

Ada yang beda nih...

Apa yang beda?

Entar dulu! Gw inget-inget.

Apaan buruan?!

Bawel lo!! Ah! Ini dia ketemu!

Paan si? Paan?

Upil yang biasa ngkring di lobang idung lo udah ga ada!

Siyal!!!

Pendaftaran

Jumat itu ada yang membangunkan tidur malasku lebih pagi. Tentu saja bukan subyeknya, karena subyeknya pasti Mama. Tapi obyeknya: aku diminta bersiap-siap mengantar Adikku mendaftar ujian masuk kampus almamaterku. Aku malas sekali, karena ini hari terakhir dan banyak persyaratan yang belum dilengkapi. Tapi akan sejahat apakah hatiku bila membiarkan rasa penyesalan dan penasaran yang akan menggerayangi Mama dan Adikku bila harus mengundur pendaftaran tahun depan. Malah mungkin akan berakibat dendam.

Alhamdulillah nilainya cukup. Berita ini membahagiakan diriku, menyadari saudara sedarahku mengalami juga mendaftar di kampus harapan beberapa orang. Bahwa Ia mampu memenuhi persyaratan pertama.

Hari itu juga aku tidak melakukan kebiasaan Jumat saat liburan: pergi dari rumah setelah Sholat Jum’at. Tidak berat sih, tapi memang malas. Demi memenuhi keinginan Mana, Adik, dan tentu saja Aku. Langkah pertama pendaftaran, yaitu pembayaran di bank, aku sudah menemukan orang cerdik yang memanfaatkan kekosongan peraturan. Mengisi formulir setoran dalam antrian, sementara yang lainnya mengisi di meja-meja yang disediakan dan mengantri setelah selesai. Bagi beberapa orang terasa tidak adil, tapi tidak bisa disalahkan. Karena salah berarti melanggar aturan.

Prosedur demi prosedur dilewati, demikian juga bujukan orang yang memanfaatkan ketidaktahuan pendaftar. Menyebarkan kabar menyesatkan, lalu menawarkan dagangan.

Kini pendaftaran sudah selesai, menyisakan kenangan perasaan tertekan mengetahui ada siswa yang tidak diizinkan mendaftar karena tidak melengkapi persyaratan kelegalan, padahal itu hari terakhir. Lalu timbul tantangan dan rintangan: membantu adikku dua minggu kedepan mempersiapkan diri menghadapi ujian.

Dalam Kabut

Semakin lama makin terjebak dalam asa ini

Mengikuti cahaya remang dalam kabut

Ranting ku injak namun pepohonan dihindari

Tapi aku tak tahu sedang mendaki gunung atau menuju jurang

Ada tiga ular penunjuk jalan

Yang masing-masing bertaring dua, tiga, empat

Tak bisa dibedakan mana yang berbisa. Mungkin semuanya, tapi tak mungkin tidak ada

Dan ular kedua yang kupercaya nampaknya akan mati saja

Ada TUHAN disana dimana-mana

Tapi aku terlalu dunia, kabutpun menghalangi jalanNYA

Mingkin diri inilah yang berbisa

Semua teracuni,

hatiku,

hatimu,

hati mereka


"Imagine there’s no countries

it isn't hard to do

nothing to kill or die for

And no religion too

(Imagine, John Lennon)

Lennon memang salah mengimajinasikan tidak ada agama. Karena agama umat manusia mencapai kejayaan.

Betapa agama menjadi sumber bencana dan dalih pembantaian sesama manusia

Bukan agama atau ajarannya yang salah, tapi manusia yang tidak berpijak pada jalanNYA, hanya pada bayangan agamanya

Sampai sekarang agama masih jadi bahan perdebatan, tentu saja semua merasa agamanya yang paling benar

Karena agama adalah ajaran kebenaran

*tentu saja saya tidak memiliki kapasitas yang cukup membahas soal agama, makanya saya tidak ingin menulis lebih jauh dan lebih rinci

.

Di rumah, sering kali ilham ngga bantuin apa-apa buat ngerjain pekerjan rumah tangga. Dari nyapu-ngepel apalagi cuci pakaian. Tingga Mama Papa atau Adik yang kebagian pekerjaan. Pada orang lain ilham suka nawarin bantuan. Ilham jadi sering bertanya mana yang prioritas sama diri sendiri.

Mama, papa, adik... ilham memang malas, mungkin pijatan ilham bisa sedikit menyenangkan...

-ilham yang udah gede (omongannya)-

People Say Branded is Good, Brand is God

Dalam setiap perjalanan di pusat perbelanjaan, ada yang selalu memamerkan diri di depan etalase, menarik hati membeli. Kian lama Ia semakin besar ukurannya, kian beragam wujudnya. Bujukannya seringkali tidak tertahan karena menyelimuti diri yang kurang ini dengan kebesaran, kebanggaan atas pencapaian konsumsi.

Merek menjadi penentu penjualan, seakan sales amat sangat potensial yang tak kasat mata. Saking hebatnya merek, banyak yang ingin mendompleng nama tanpa izin pemiliknya. Yang kita tahu sekarang menjadi barang palsu.

Ketika pakaian jadi bagian dalam gaya hidup, tentu saja ada penilaian yang besar terhadapnya. Prestise bisa ditentukan dari sini dan mengaburkan fungsi utama, melepehkan kemungkinan seruan sosial.

***

Gw orang yang tidak puas dengan rancangan kaos-kaos sekarang yang berdesain bagus, berbentuk bagus, warna bagus, dan bermerek bagus. Seakan segala daya upaya dan kreativitas hanya dicurahkan untuk membuat tampilan nama sebuah produk menjadi luar biasa. Yang ketika dipakai akan membawa dalam perasaan bergengsi dan mencegah melihat kebawah. Seruan-seruan sosial jadi tidak kentara diantara manusia yang perlu diingatkan akan diri mereka yang hidup bersama. Padahal ada kanvas didada yang bisa ditulisi pesan singkat tapi melekat.

Jadi ingin membuat kaos yang memberi pesan....

“I buy hot designed t shirt wrote its BRAND.”

*bilang aja ngga bisa beli produk branded lam, hahay!!

WHITE SHOES & THE COUPLES COMPANY



Pelan Tapi Pasti

Mengamati lalu lintas padat Kota Jakarta

Semarak peringainya

Riuh sungguh suara manusia berkendara

melintas seenaknya merajalela

Tidak ngebut tidak lamban hati-hati hey kawan

Spion diperhatikan

Reff:

Laju melaju menerpa angin di jalan raya

Riuh meriuh ngebut janganlah terpengaruh

Tahan emosi melaju pelan tapi pasti

Jangan lupa sim dan stnk hati-hati ada razia

Keliling putar bunderan hotel indonesia

Tarik gas kearah Monas menuju arah Kota

Putar balik di Harmoni ke Kebun Jeruk kita

Lalu mampir Ragusa

Reff


Gara-gara si Boy, gw jadi pengen ngafalin lagu ini. Nona Sari, anda cocok sekali. Bravo! Bravia*!

*Bravia mah seri sebuah merek TV mas

** foto arsip WSATCC