Sunday, June 17, 2007

Catatan2 a l a ilam edisi pendidikan nasional

I

Hasil UN udah diumumkan. Ada yang senang karena lulus, banyak juga yang sedih karena ngga lulus.
Mari kita bahas tanggapan atas hasil pengumuman kelulusan di berbagai daerah. Kabar ini tentu aja ngga mewakili keseluruhan daerah, mungkin cuma dilakukan satu atau beberapa sekolah.
SMA
Ternate, Maluku. Siswa yang baru lulus pesta minuman keras di tempat umum (di pinggir jalan deket sekolah). Masyarakat yang resah segera melapor ke polisi. Banyak yang diangkut ke kantor polisi.
Semarang & Surabaya. Para siswa melakukan konvoi kendaraan bermotor. Konvoi ini mengganggu pengguna jalan karena sangat ramai dan tidak tertib sehingga menyebabkan kemacetan. Selain itu peserta konvoi membunyi-bunyikan klakson dan kebut-kebutan.
Serang, Banten. Siswa pria melakukan pelecehan seksual terhadap siswi. (gw ngeliat diberita, siswi2nya digrepe2 dan diangkat roknya, siswi2nya tentu aja ngelawan.)
Polewali, Sulawesi Barat. Daripada coret-coret seragam, siswa-siswa kelas III menyumbangkan seragamnya. Sebagai gantinya, coret-coretan dilakukan di spanduk besar yang telah disediakan.
NTT. Siswa kelas III melempari dan merusak bangunan sekolahnya. Mereka marah karena kepala sekolah mereka memberikan soal (atau jawaban? agak lupa gw) UN yang salah, sehingga seluruh siswa tidak lulus.
Dan lain-lain...
See? Inikah gambaran hasil pendidikan kita? Banyakan hal buruknya ya....
Rasanya keefektifan sistem pengajaran di sekolah2 Indonesia perlu dipertanyakan dan dikaji ulang deh...
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia-nya Tri Kurnia Nurhayati, sekolah berarti:
Sekolah: bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran; ...; waktu atau pertemuan ketika murid-murid diberi pelajaran; usaha menuntut ilmu pengetahuan, kepandaian, pelajaran, belajar di sekolah, pergi ke sekolah.
Sekolahan: rumah sekolah
Besekolah: belajar di sekolah; pergi ke sekolah; mendapat pendidikan atau pengajaran di sekolah; berpelajaran; belajar (pada); berguru (pada).
Menyekolahkan: memasukkan ke sekolah; mengirimkan ke sekolah (untuk belajar); menyuruh belajar ke sekolah; memberikan biaya sekolah.
Persekolahan: segala sesuatu mengenai sekolah.
Coba perhatiin kalimat yang digarisin. Apakah hal2 diatas bisa menghasilkan para pembelajar yang anarkis, egois, kurang ajar, dan sombong? Bila jawaban kita tidak, maka pasti ada sesuatu yang salah didalam proses pembelajaran itu.
Coba tanya ke anak2 sekolah, apakah mereka menikmati sekolahnya? Menikmati saat2 belajarnya? Sebagian besar pasti menjawab "TIDAK!" Bel istirahat dan pulang sekolah menjadi suara yang merdu buat mereka. Kenapa bisa?
Sekolah rupanya sudah bukan arena belajar yang menarik buat generasi muda kita. Mungkin terlalu banyak pengekangan disana, terlalu banyak dominasi, kekuasaan guru yang tidak bisa dibantah, penyempitan pola pikir, kebohongan yang ditutupi, pembenaran atas kesalahan, pembatasan kreativitas, tujuan belajar yang sulit dimengerti dan diaplikasikan, pembebanan atas hal yang tidak perlu, dan lain-lain. Kalau memang benar begini, jelas saja menghasilkan output yang pemberontak, lalu hampir gila karena senang telah bebas dari sekolah. Mereka berontak karena dikekang.
Dalam melihat keadaan ini, masyarakat, pemerintah (khususnya departemen pendidikan), guru, orang tua, dan siswanya sendiri masih tenang2 saja. Karena sudah biasa atau kita tidak tahu harus berbuat apa? Atau malah ada yang mau mempertahankan keadaan untuk kepentingan sendiri?
Mungkin itu karena kita bodoh lalu masa bodoh dan menjadi semakin bodoh. Kita bagai katak dalam tempurung yang merasa telah menjangkau langit, telah pintar, telah menguasai. Padahal masih sangat banyak hal yang lebih dalam, lebih baik, dan kita tidak tahu diluar sana. Apa ini karena kita malas atau terlalu takut belajar dan mengetahui bahwa kita tidak tahu apa-apa?
Coba kita bandingkan negara kita yang terpuruk ini dengan negara maju lainnya. Jepang misalnya. Pernah baca buku "Toto Chan?" Toto Chan berisi kisah nyata seorang anak kecil yang sekolah di SD yang unik. Pelajaran sebenarnya dari buku ini adalah bagaimana sekolah tersebut mengajari, baik ilmu pengetahuan maupun moral, kepada siswanya. Saat itu (sekitar tahun 1940an) sekolah tersebut termasuk sekolah yang unik dari cara belajar-mengajar dan kegiatannya. Unik, karena siswanya diberi pilihan untuk mempelajari pelajaran apa yang ingin ia pelajari dahulu hari itu; murid2 bisa bebas bicara kepada kepala sekolahnya dan kepala sekolah menanggapi dengan ramah; siswa diberi tanggung jawab atas tugas dan kesalahannya secara wajar; dan hal2 lain (untik lebih jelas, silahkan baca bukunya. Pengarangnya gw lupa, xP). Seluruh siswa menyenangi sekolahnya. Sekarang buku itu jadi buku pegangan wajib bagi guru2 jepang. Tokoh dan teman2nya sekarang menjadi manusia2 yang sukses, percaya diri, dan menikmati hidup, bahkan yang cacat sekalipun.
Maksud gw nyeritain Toto Chan adalah pendidikan yang berorientasi pada siswa adalah lebih baik dan mendidik dibanding pendidikan yang berorientasi pada pengajar (pengajar jadi decision maker dan sumber ilmu yang tak terbantahkan, agak sinis ya?). Sudah saatnya negeri kita mengubah paradigma pendidikannya. Bisa dengan merumuskan sendiri (gw rasa masih banyak orang Indonesia yang peduli dan ahli dalam bidang pendidikan) atau belajar dari negara lain.

p.s.: kuasai dan pahami dulu materinya ya, baru studi banding ke luar negeri. Biar ga buang2 duit dan cuma jadi arena liburan rombongan.


II

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
Generasi muda kita bobrok pasti karena ada warisan orang tua.
Coba,,,
Anak2 SD perkosa balita
Orang tuanya ngga menyensor apa yang dia tonton.
Coba,,,
Anak sekolah gantung diri karena stress dan malu diejek belum bayar uang sekolah
Mungkin orang tua anak2 pengejek suka membicarakan kejelekan orang lain di depan si anak, jadi si anak mencontoh.
Coba,,,
Siswa kelas III ngamuk karena soal (atau jawaban?) UN dari kepala sekolahnya salah
Kepala sekolah ngasih bocoran?!
Coba,,,
Coba,,,
Coba,,,
Dan coba2 yang lain... Jangan coba2 hal yang dilarangya....


III

Bojonegoro, Jawa Timur. Empat murid SMP terpaksa harus mengerjakan UAS di halaman sekolah (lalu dipindah ke koridor kelas) karena belum membayar uang sekolah. Hal tersebut merupakan perintah kepala sekolah.
Surabaya, Jawa Timur. Murid2 TK dan SD Rajawali berdemo karena pihak yayasan sekolah tersebut berniat menyerahkan bangunan sekolah kepada pihak kreditor karena banyak berhutang. Bangunan tersebut rencananya akan dijadikan ruko.
Padang, Sumatera Barat. Lulusan terbaik SMA se-Sumatera Barat tidak dapat melanjutkan studinya karena terbentur masalah biaya. Ayah siswi SMAN 1 Padang ini hanya bekerja sebagai tukang parkir.
Betapa...
Betapa sulitnya belajar melalui pendidikan formal di negeri ini.
Menuntut ilmu itu mahal, padahal yang dibutuhkan negeri ini hanya ijazah pendidikan formal. Ijazah yang belum menunjukkan apa-apa karena hanya menunjukkan hasil ujian tiga hari dari pembelajaran bertahun-tahun.
Ijazah juga bisa dibeli.
Tapi siapa yang peduli? Dan sang korban negeri hanya bisa gigit jari....


IV

Saat di Indonesia murid2 dan orang tua protes karena standar pendidikannya terlalu tinggi, di Jepang siswa sekolahnya udah diajarin dan bisa bikin robot.
Saat pelajar2 Indonesia sibuk ngecilin baju seragam dan kucing2an sama guru yang disiplin, pelajar di AS buka2 puser saat summer.
Saat mahasiswa Indonesia disarankan oleh dosen pembimbingnya untuk buat penelitian yang mudah, negara2 maju membiayai penelitian yang bahkan belum tahu apa kegunaannya nanti.
Negara kita lebih suka jalan ditempat. Ah, mungkin lari ditempat karena sibuk berantem sendiri lalu kecapean sehingga ngga bisa ngapa2in lagi.
Mau sampe kapan kita saling bertentangan dan memperdebatkan perbedaan pikiran? Mau kapan kita mulai menyamakan langkah untuk kerja bersama memajukan pendidikan?
Disaat kita gontok2an mempertahankan pendapat, negara lain udah maju, udah makmur.
Negara2 maju akhlaknya jeblok lho! Kita juga, jangan salah. Mereka lebih baik karena kaya dan pintar, kita?
Kita ngga bisa diem aja, dan ngga boleh sama dengan mereka. Kita harus lebih! Kita harus buktikan kalo kita pintar, makmur, dan berakhlak mulia.
Mau ngga? Bisa ngga? Usaha!

Friday, June 15, 2007

Ilam yang sok tau

I

Jangan baca buat yang ngga terlalu peduli lingkungan sosial.

Indonesia sudah merdeka, Jakarta jadi kota metropilitan. Gedung tinggi dan mewah, gaya hidup jet set, dan tempat2 belanja keren ada banyak disini.
Dari situ sekilas bisa kita ambil kesimpulan: makmur!
Tapi kalo udah diteliti: Lho?! ko banyak Gepeng(gelandangan&pengemis)nya ya?
Dan semakin hari semakin banyak anak2 kecil yang dieksploitasi untuk nyari duit.
Di usia mereka sekolah, belajar, dan bebas bermain, mereka udah nyari duit. Jurusnya apalagi kalo bukan manfaatin belas kasihan donaturnya, biarpun banyak yang berperan jadi pengamen dan bukan pengemis.
Di wajah mereka, kita masih ngeliat kesenangan. Mereka senang karena bisa terus bermain, meskipun sebenarnya sedang dirampas haknya. Ngga seperti anak2 dari keluarga cukup yang bermain dengan imajinasi, mereka bermain dengan realita. Maksudnya kalo anak2 dari keluarga cukup bayangin adegan kebut2an, berantem2an, kejar2an pake mainan dan video game; anak2 jalanan kebut2an beneran naik angkutan umum yang ditumpanginnya, brantem beneran rebutan areal usaha, dikejar beneran sama kamtib, bahkan mungkin banget terbunuh ketabrak atau disodomi (maaf kasar).
Ada berita dari beberapa tempat yang berbeda, anak2 jalanan mati karena dehidrasi. Hey! Kemana uang hasil ngamen atau minta2? Dan masa dijalanan ga ada tukang jualan minum yang mau ngasi minum? Itulah kenyataannya, begitu mereka turun ke jalan, mereka akan dianggap sama saja dengan orang dewasa. Kalo mau senang, usaha! Ga ada yang gratis! Hukum jalanan berlaku ga terkecuali. (Apakah hukum jalanan pada intinya merupakan hukum rimba?)
Kalo lagi di jalan, coba deh perhatiin di lampu merah tempat banyak anak jalanan ngumpul. Kalo lo jeli, lo bakal liat ada orang dewasa yang duduk2 entah dipinggir jalan, entah di deket lampu merah. Tau mereka siapa? Koordinator anak jalanan! Tugas mereka? Mengawasi anak2 jalanan bekerja sebagaimana mestinya. Ya, mereka cuma duduk aja, tapi hasil keringat anak2 dapat juga. Risikonya ga beda dengan anak jalanan lainnya. Diuber kamtib, panas2an, yang paling parah cuma harus siap berantem kalo anak asuhnya digangguin orang.
Gila kan? Orang dewasa malah nyantai?!
Dan tahunya banyak ibu2 yang sengaja melahirkan anaknya untuk dijual. Gunanya bisa jadi anak jalanan kayak tadi, kerja di tempat prostitusi, bisa juga jadi anak adopsi. Jadi kelihatan ya kenapa eksploitasi anak berjalan aja.
Kemiskinan emang jadi alasan utama. Kalau bisa memilihpun mereka tidak akan mau jadi orang susah. Dan mungkin kue kesalahan bisa dibagi empat. Satu untuk mereka, satu unuk pemerintah, satu untuk kita, satu lagi untuk pihak luar yang ingin menjatuhkan bangsa kita. Tugas pemerintah sudah jelas mengayomi rakyat yng sampai sekarang masih belum berhasil juga. Tugas kita? Bingung? Kita terlalu tidak peduli. Bingung lagi mau apa? Belajar, bekerja sebaik mungkin dan berusaha sekuat tenaga biar bisa ikut serta memajukan negeri ini dan menyejahterakan rakyat. Yang masih belajar ya bener2 belajar diprioritasin, bukan main2, lalu meningkatkan kepedulian sosial.
Heissyyy!! Kuenya dibagi empat aja, jangan lima. Karena kita harus yakin Tuhan selalu adil.


II

Aku bermain di perpustakaan, namun tak nafsu baca
Aku punya hak, namun tak ingin meminjam buku rasanya
Dirumah banyak buku yang menungu untuk dibaca,
namun aku terlalu malas
Aku bertanya-tanya, "Ada apa ini?"
Minatku baca yang menggebu kini susut dan lemas
Aku berpikir sekali-dua kali...
Kenapa, kenapa, kenapa...
Ah, ternyata terlalu lelah
Butuh istirahat

-Kamar, 10 Juni 07 pukul 10.36-

I

Jumat, 8 Juni 2007,
Abis shalat Jumat gw ke Pondok Labu buat bayar listrik. Abis itu rencananya mau ke Perpumda (lagi). Ngajak Gaby, ketua PLATALAM sekarang buat perpanjang ato balikin buku. Eh, tapi dia & Nitha malah ngajak ke Istora, ke pesta buku. Rencana kacau lah. Sebenernya gw emang menghindari dateng kesana, tapi ternyata tu penyakit "nafsu buku" kambuh lagi. Jadilah kepake duit 80ribuan buat beli buku. Tau dapet berapa? 7 buku men!! ke gramed palingan juga dapet 3.
Nah,, salah satu buku yang gw beli tu jadi tiket buat lomba baca cerita Betawi. Hari sabtu lombanya (waktu nulis ini lagi malem sabtu). Niatnya si pengen ikut, tapi setelah baca sekilas bukunya, "aahh, humor biasa. Ga bisa menjiwai ni!" Jadilah sekarang masih seret ide penceritaan dan penjiwaan. Liat besok lah. Kekeke,,,
Setelah ngobrol sama Gebrot (Gaby), taulah gw kalo bapaknya orang teater koma. Wakwaww!! Kebetulan yang bagus. Yah, gw lagi tertarik sama pertunjukan seni.
Dirumah, bingung baca yang mana. Udah jadi kebodohan, buku yang gw punya ga semuanya gw baca. Banyak beth yang baru setengah dibaca. Mungkin karena kesotoyan gw beli buku yang ga mudah dicerna. Bodoh... (yang bodoh, pilihan bukunya atau otak gw yang bodoh ga gampang mencerna?)


II

Membicarakan beberapa acara TV.
Nama saya Ilham. Saya ngga suka politik. Makanya ngga semangat baca berita politik di koran atau menonton acara macam Republik BBM dan Editorial (biarpun ga melulu politik, tapi kental unsur mempertanyakan kinerja pemerintah -lembaga politik-).
Menyoal Republik BBM, rasanya hambar aja ya humornya buat Saya. Dangkal karena cuma memparodikan pemimpin dan keadaan bangsa. Biarpun ada usul solusi pemecahan masalah, tapi itu ngga begitu keliatan. Soalnya yang menonjol dan mendominasi justru celetukan-celetukan tiruan tokoh negara yang bisa dibilang ngga berbobot.
Beda lagi sama Save Our Nation. Nah yang ini lumayan berbobot. Soalnya selain ngundang pembicara yang kompeten dan pihak otorisator, acara ini juga bisa dibilang adil karena diisi kelompok-kelompok masyarakat atau lembaga yang berkepentingan dan pro dan kontra terhadap tema yang diangkat. Adanya pihak-pihak pro-kontra ini bisa dipakai untuk cross checking kebenaran kata-kata masing-masing pihak. Tapi masalahnya, apakah solusi dan keluhan yang dihasilkan dari acara itu bisa nyampe ke pihak yang punya wewenang? Kalaupun nyampe, apakah akan dijalankan? Ah, kan udah jadi rahasia umum kalo pihak-pihak berwenang di negeri kita kupingnya tebel, kepalanya keras, imannya tipis, dan nuraninya sekarat.
Sekarang kita ke acara yang lebih ringan. Empat Mata. Akhir-akhir ini saya sering ngeliat ada staf Tukul yang baru. Ada dua. Yang satu laki-laki bencong yang mengalami masalah dengan pengendalian suara dan suka muncul tiba-tiba. Yang satu lagi wanita bernama Anita. Tentang lelaki aneh itu ga perlu dibahas dulu ya. Sekarang saya mau bahas wanita bernama Anita itu. Ceritanya dia asistennya si Tukul ya? Wah, kalo bener pasti asisten yang nakal & binal ya. Mungkin juga oportunis. Kenapa? Karena seringnya Ia menggoda Tukul dan pemirsa dengan tingkah laku mengodanya. Sengaja menunjukkan sex appeal, begitu maksudnya. Agak mengganggu ya, kayaknya kok genit banget sama Tukul, padahal semua tahu kalo Tukul udah punya istri. Dalam hati jadi timbul pertanyaan: "Lho, apa Empat Mata mau kembali ke formatnya waktu masih di TV7 dulu ya? Kok, sekarang kembali menuju menjadi tidak berbobot dengan humor yang dangkal dan memberi hiburan mesum lagi?" Adoow, hiburan mesum kan udah ada dimana-mana, kenapa ditampilin di Empat Mata? Padahal dulu imagenya dimata saya udah bagus lho. Yang buat menarik dulu adalah kemampuan Tukul Arwana yang wong deso dan katro menjadi pembawa acara yang piawai memunculkan suasana ceria, bintang tamu lebih terbuka, ditambah lagi kemampuan astrologi-psikologi yang lumayan. Yang buat saya mikir acara ini bisa buat orang susah jadi semangat belajar biar sukses. Yah, tapi sayang sekarang udah hampir tinggal dagelan. Semoga dugaan saya salah...


III

Udah tau kan kalo mau belajar harus sama ahlinya? Nah, karena gw bukan ahli di bidang apa2, makanya tulisan ini jangan jadi obyek belajar. Tapi coba aja jadi bahan hiburan. Ah, lebih bagus kalo bisa jadi renungan.
Waktu dengar kata politikus kok gw ngerasa kata-kata itu agak aneh ya? Ambigu, dan arti keduanya bisa menggambarkan keadaan sebenarnya. Ngga ngerti? Mari kita artikan kata politikus secara asal. Politikus berasal dari dua kata, yaitu Poli dan tikus. Poli adalah bahasa Yunani (asal) yang berarti banyak, bedangkan tikus berasal dari bahasa Indonesia yang berarti hewan pengerat yang...(ah bingung, pokoknya tau tikus kan? hehe).
Jadi poitikus artinya sekumpulan orang-orang yang bertindak seperti tikus (lho?!).
Naah,,, pas kan? Liat, tikus mainnya dimana? Tempat kotor, got! Nah orang poliik apa ngga kotor tuh? Konspirasi dimana2, munafik, omong kosong, pembohong, menindas, membunuh, egois.
Tikus nyari makan gimana? Ngorek sampah atau mencuri makanan manusia. Nah, politikus emangnya dapet duit dari mana? Ngorek2, ngancem, dan meres para donatur. Juga nyuri duit rakyat.
Tikus bikin penyakit. Banyak, pes & leptospirosis contohnya. Nah, politikus juga bikin penyakit masyarakat! Mulai dari kerusuhan sampai pembunuhan.
Tikus bikin kerusakan. Politikus? Nah, negara kita ancur karena apa? Karena elit politiknya pada mikirin diri sendiri dan kelompoknya. Rakyat cuma dimanja kalo lagi ada maunya. Sebelum pemilu contohnya. Jadi masi mau percaya begitu saja sama poliTIKUS?


IV

Menjelang pemilihan gubernur DKI Jakarta, kota ini jadi punya banyak acara. Yang sponsorin siapa lagi kalo bukan dua calon gubernur dan wakil gubernur kita.
Lha, dulu kemana? Baiknya kok waktu lagi mo ikutan pemilihan aja.
Sebenernya pilihan yang dilematis. Mungkin ada banyak warga Jakarta yang ngga setuju sama dua-duanya. Tapi apa daya? Pemilihan akan tetap berjalan, dan siapapun yang menang akan tetap berkuasa. Bagaimanapun baik-buruknya.
Rakyat kebanyakan kita masih terlalu bodoh dan ga ada pijakan yang kokoh untuk menuntut dan menagih keadilan. Pemerintahlah yang berkuasa. Sistem dan mentalitas pemimpin kita ga ngasih kesempatan untuk menegakkan keadilan dan kejujuran.
Makanya korupsi masih tetap berjalan, kebohongan bertahan, dan tirani tak tergoyahkan.
Caranya aja yang diganti jadi pemilihan langsung, tapi yang dipilih tetap ga berubah tipenya.
Berapa ya dana kampanye mereka? Dapet dari mana? Siapa aja yang ngasih donasi? Apa mungkin ngasih donasinya bener2 ikhlas tanpa ada latar belakang kepentingan?
Dana kampanye.... Emang ada sih.
Ah, daripada repot ga menghasilkan,
Ayo kita rame2 ajuin proposal!! Mumpung lagi pada baik bagi-bagi rejeki!!


V

00.32
Tikus mengalahkan kami!!!
Kulkas rumah gw pintunya jebol karena terlalu lama menanggung beban botol2 air yang ga berguna.
Untuk mengantisipasi serangan tikus ke kulkas yang ga berpintu itu, di depan kulkas dipasang karton ber-lem tikus dengan umpan kepala ikan. Barusan waktu gw lagi ngambil minum ternyata kepala ikan udah ga ada dan lemnya masih utuh. Siapa yang pintar?
Rumah ini semakin menunjukkan lemah dan renta tubuhnya....


VII

Gw baca curhatan temen gw yang hari2nya waktu itu lebih sibuk dan melelahkan dari biasanya. Dan dia menyesal karena ga punya pacar yang bisa nyemangatin.
Oh, cuma segitukah gunanya pacar?
Waktu kepikiran kalimat diatas, gw jadi mempertanyakan soal yang lebih umum: Apa gunanyakah pacaran?
Ahaha,,, bolehlah pembaca sekalian bilang kalo gw ngomong gini karena sindrom pasca pacaran yang gagal.
Yah, mungkin. Tapi sekarang pertanyaan itu bener2 muncul di kepala gw, bukan karena pengen menumpahkan kekesalan apalagi menghindari kenyataan. (maaf buat yang lagi pacaran atau yang pro pacaran)
Betewe, Gw ga berani nulisin lebih jauh tentang pertanyaan apa manfaat pacaran. Takut kena kualat.
Biarlah pokok bahasan ini kalian kembangkan sendiri atau mungkin hanya ada di pikiran gw.
Karena gw masih mungkin kembali pengen pacaran... Tentu aja kalo udah ada ZZzzt lagi sama seseorang. Siapa kutaktahu.
Mungkin kamu? kamu? atau kamu? -khusus cewew-


VIII

Terima kasih versi Sabtu., 10 Juni 2007 pk. 01.14
Terima kasih pada Norma, karena kesabarannya mendengarkan cerita dan menemani disaat labil.
Terima kasih pada Isna yang mengiringi perjalanan bertujuan tak menarik.
Terima kasih pada Aled yang menghargai humor2 payah yang orang lain malah mencibir
Terima kasih pada Dhika dan Lana yang punya kata bermakna
Terima kasih pada Bayu dan Risma yang masih mengingatkan pada teman2 yang baik
Buat Tuhan, Emak, Bapak, Enyak, Baba, Embah, Embah, dan adik2, saya selalu berterima kasih dalam hati pada kalian


IX

Ajakan.
Buat teman2 yang kurang kerjaan atau malah ingin bekerja untuk kemanusiaan, gw ada berita bahagia.
Kita bisa jadi relawan Yayasan Mitra Netra yang bergerak di pendidikan dan pengembangan penderita tunanetra dengan membantu mengetikkan buku dalam bentuk soft copy Microsoft Word. Soft copy ini nantinya bakal diubah jadi tulisan Braille untuk dicetak biar bisa dibaca para penderita tunanetra.
Minat baca mereka besar lho! Dari artikel yang gw baca dari ruang baca Koran Tempo, pengunjung perpustakaan Mitra Netra sehari bisa sampe 80 orang! Jadi alangkah bergunanya usaha kita memberi mereka akses yang lebih baik terhadap ilmu dan kegemaran membaca.
Masalah copyrights gw ga ngerti.
Untuk pertanyaan lebih lanjut silahkan aja hubungi Yayasan Mitra Netra:

Jl. Gunung Balong II No. 58, Lebak Bulus
Jakarta Selatan 12440, Indonesia
Telp: 021 765 -1386
Fax. 021 765 - 5264

Website: www.mitranetra.or.id
E-mail: humas@mitranetra.or.id atau netra@dnet.net.id

Buat yang mau lebih serius atau yang pengen nyumbang (bisa nyumbang lho!), silahkan hubungi pengurusnya. Soalnya gw bukan pengurus, juga bukan relawan. Cuma tertarik dan pengen ikutan. Coz waktu ada acara World Book Day Festival '07 di gedung Depdiknas, Mitra Netra buka stand.
Ayo, ayo, kita saling berbagi! ,,n_n,,
Alangkah senangnya bila mereka juga bisa melihat dunia dengan membaca.


X

Jadi sastrawan itu enak! Pemikiran lo bisa dibaca dan mungkin digemari dan dipanuti bukan hanya orang-orang yang hidup sezaman dengan lo, lapi juga generasi setelah lo.
Tau kerennya? Meskipun terkenal, ga bakalan de lo dikerubungin orang2 dan dikuntit wartawan kacangan. Karena orang awan ga ada yang bener2 ngeh sama sosok fisik lo. Beda kan sama pemain2 sinetron negeri kita. Kemampuannya ga seberapa dibilang selebriti, padahal kebanyakan ga bisa bicara di kancah dunia. Kelakuannya amburadul malah disorot media, dikagumi orang2 dan diberi simpati. Hah, betapa dangkalnya apresiasi seni di negeri ini.

Penulis bukan siapa2, hanya orang sok tahu dan sering punya pemikiran yang berbeda dari lingkungannya


XI

Berantas pornografi!!! Karena saya mulai gemar. Saya tidak ingin rasa berdosa dan hina selalu membayangi. Apakah kalian yang pro pornografi merasakan apa yang saya rasa? Hmm,,, sifat manusia memang berbeda2.

Catatan terkini:
1. Ternyata gw ga ikut lomba baca cerita betawi karena kesiangan. Pas gw nyampe udah pengumuman pemenang. Nyengir...
2. Semalem (Minggu, 10 Juni 2007) akhirnya ada juga tikus yang terperangkap. Dia menjerit2 dan ketakutan waktu gw dateng. Dan gw dengan senang hati nakut2in tikusnya. Hahaha...

Thursday, June 7, 2007

Resensi Negara Kelima

Negara Kelima
ES ITO
Novel Fiksi

Tertarik baca buku ini soalnya ngeliat resensinya dikoran, lupa koran apa, kayaknya Tempo. Kayaknya menarik, akhirnya gw pinjem aja di Perpumda.
Waktu pertama baca buku ini gw langsung bersungut:
"Apaan ni? Ga masuk akal banget! Ngikutin Da Vinci Code!"
Untungnya gw terus baca dan mengikuti cerita. Sampe 1/4 buku, barulah gw sadar kalo kayak gini ini buku yang ngasih ilmu yang berarti.

(Coba - coba bikin resensi)
Cerita tentang petualangan perwira muda polisi, Inspektur satu Timur Mangkuto, mengungkap pembunuh sahabatnya, usahanya memecahkan pembunuhan lainnya dan memecahkan teka - teki negara kelima bersama Eva Duani, dosen sejarah UI.
Timur Mangkuo menjadi korban konspirasi dalam tubuh polisi. Ia dituduh menjadi pembunuh sahabatnya sendiri, Inspektur Satu Rudi sehingga menjadi buronan. Dalam usahanya, Timur Mangkuto berhadapan dengan teka - teki Negara Kelima untuk mencari tahu pembunuh sahabatnya. Negara kelima adalah impian anak - anak muda yang bergabung dalam Kelompok Patriotik yang gelisah dengan nasib bangsa. Mereka meyakini bahwa Atlantis, negeri yang hilang, dahulunya ada di benua Lemuria yang akhirnya tenggelam dan sekarang jadi Nusantara. Kelompok Patriotik mencari satu - satunya benda peninggalan Atlantis yang bernama Serat Ilmu. Serat ilmu diyakini dapat memberikan kekuatan pada mereka untuk melakukan revolusi dan membentuk imperium baru, seperti Atlantis dahulu. Sayangnya, banyak pihak yang juga menginginkan Serat Ilmu tersebut demi uang.
Novel fiksi ini sepertinya merupakan ungkapan kegelisahan pengarang terhadap bobroknya bangsa Indonesia. Mulai dari korupsi di tubuh polisi, generasi muda yang hedonis dan tidak pedili sejarah bangsa sampai manipulasi sejarah dan komersialisasi benda peninggalannya. Diluar mitologi dan spekulasi, disini ada sejarah bangsa sendiri.

Renungan, Mungkin

7 Juni 2007

Ya Tuhan, terima kasih aku masih hidup hari ini.
Pernah ga sih kita mikir kayak gitu?
Kalo pernah, bagus. Berarti kita udah ngelewatin satu langkah menuju kebijaksanaan.
Kadang hidup terasa berat dan sulit.
Kadang kita ingin ga pernah dilahirkan.
Pernah gitu? Kayaknya kita harus bersyukur dulu sebelum ngomong gitu. Kita masih beruntung, masih bisa baca pesan ini. Baca ini lewat internet lho! Banyak orang yang ga pernah kenal internet. Gimana bisa ngenet kalo makan aja ga bisa beli?
Balik lagi ke kalimat awal kita, akan lebih bijaksana kalo kita pertanyakan pada diri sendiri.
Didalam rasa syukur hidup kita, apa masih ada hak - hak orang lain disana? Apa kita yakin dalam syukur kita ga buat orang lain merasa menderita dan tidak ingin dilahirkan. Mungkin juga kita berperan membuat orang lain kelaparan.
Ya Tuhan, terima kasih aku masih hidup hari ini. Dan semoga tidak ada penderitaan orang lain dalam kesenangan dan penderitaan yang kudapatkan....


--Aku egois, munafik, dan selalu ragu--

Apa Sih Artinya?

/Apa sih artinya?

/Apasih artinya? Apasih artinya?
/Apasih artinya? Apasih artinya?

/ Apasih artinya? Apasih artinya?
/ Apasih artinya? Apasih artinya?

/ Apasih artinya? Apasih artinya?
/ Apasih artinya? Apasih artinya?

/ Apasih artinya? Apasih artinya?
/ Apasih artinya? Apasih artinya?

/Apa sih artinya?
/Apa semua tanya harus terjawab? Keinginan harus tercapai, dendam terbalas, dan hasrat tersalurkan?

Saturday, June 2, 2007

Hahahaaa,,, lagi2 puisi,,,

Betewe, kemaren gw abis dari perpus umum DKI di Jl. Rasuna Said. Ada demo cuuy!! Yang pertama kalo ga salah karyawan steady safe, yang kedua di kedutaan ostrali. Waduh, kacau banget tuh ceritanya Gubernur kita. Diundang mau ditangkep. Eh, jadi inget pelajaran sejarah. Udah kayak siapa tu pahlawan kita? Diponegoro atau Imam Bonjol ya? Waduh memalukan anak bangsa lupa sejarahnya sendiri.
But, but, di perpumda gw nemu kumpulan puisinya Joko Pinurbo yang judulnya "Celana," lucu kan? tapi kata Fira Basuki, Karena puisi2 celana, ranjang, dan lain2nya itulah dia bisa keliling eropa bacain puisinya. Waa! RRuarrr biasa... Tapi belum gw baca si.
Satu lagi, gw pinjem "Tabula Rasa," novelnya Ratih Kumala. Novel ini juara 3 Sayembara novel DKJ taun 2003. Yang menarik gw sebenernya karena 2 cerpennya R.K. udah bikin gw merinding. Judulnya "Boruq" dan "Sepotong Tangan."
Yowes, Langsung lah maaangg kita liat dialog dalam otak gw,,, yuuk...

1.
KARENA GENGSI

Aku benci kamu!
----Aku benci kamu dari dulu!
Ha?! Lalu kenapa kau tak pergi?!
----Ini aku juga akan lari! Dan kau?! Pergi sana!
Aku juga akan pergi! Jangan kau perintah aku lagi!
----Dasar keras kepala
Itu kau! Kau tak pernah mengalah
----Apa kau juga pernah mengalah padaku?!
Aku begitu karena kau tidak duluan, kau laki-laki!
----Terus kenapa? Sekarang emansipasi
Tapi aku wanita, ingin dimengerti
----Kita semua sama. Laki-laki juga ingin dimengerti. Emansipasi
Emansipasi, emansipasi, tahu apa kamu?!
----Aku tahu, Kita sejajar. Tapi kalian wanita egois, hanya pekerjaan
----dan hak yang kalian ingin sejajar, tapi perlakuan tetap ingin dimanja!
Kalian laki-laki tidak tahu diri! Memperlakukan kami tidak adil!
----Sekarang kau bicara keadilan! Dasar egois
Kamu yang egois! Aku benci kamu!
----Dasar bawel
Apa kamu bilang? Kepala batu! Pergi sana! Katanya mau pergi, mau lari
----Aku menunggu kau pergi duluan
Kamu duluan!
----Kamu!
Kamu
----KAMU!
KAMU!
----Kamu kamu kamu kamu kamu!
Kamu ya kamu!
----Kamu
Kamu
----Kamu...
Kamu...
----Kamuuu,,,
Hhh,,, aku lelah
----Aku juga
Kenapa kamu tak pergi juga?
----Aku ingin kamu duluan...
Kamu saja.
----Kamu...
Kamu,,,
----Aku sayang kamu
Aku juga sayang kamu...
----Tapi kenapa tadi kita bilang benci?
Mungkin kita gengsi
----Jadi kita harus berbagi?
Mungkin, ya.. mungkin
----Aku sayang kamu...
Kenapa kita malu akui gengsi dan cemburu


2.
BUKAN KARENA GENGSI

Aku sayang kamu...
----....
Aku sayang kamu Tii...
----Iya, aku juga sayang kamu
Tadi kamu dingin sekali
----Ah, ngga sayang...
Kamu sayang aku sedalam apa?
----Sedalam yang aku bisa
Lho? kok sedalam yang kamu bisa?
----Iyaa, kalau aku bilang sedalam laut, tapi sedangkal selokan,
----apa kamu ngga kecewa?
Iya juga... Kalau begitu, aku juga sayang kamu semampu yang aku bisa.
----...
Tii,, kamu mau kemana...?
----Aku mau jalan.
Aku kok ngga diajak? Aku ikut ya?
----Yaudah, ikut aja...
Tii,,, kamu kok cepat sekali?
----Apa kamu sudah lari?
Iya, sudah dari tadi. Astaga! Kamu pakai mobil Ti?
----Ah, iya, pantas aku jadi cepat sekali
Berhenti dong sayaang... Tunggu aku...
----Ah, maaf, aku nyaman sekali pakai ini
Apa berarti kamu mau tinggalin aku?
----Kalau kamu mau nyusul, susul aja...
Tapi kamu naik mobil...
----Kalau macet, kan bisa sampai...
Iya, ya... Tapi didepan itu jalan tol...
----....